Kata pengantar
Kami
mengucapkan terimakasih kepada TUHAN Yang Maha Esa karena rahmatNYA kami siswa
Praktek Kerja Lapangan dapat menyelesaikan tugas selama dua bulan tanpa adanya halangan
apapun.
Tak
lupa kami berterimakasih kepada sekolah tercinta kami yang telah mendidik kami
sampai seperti ini. Kami juga berterimakasih kepada tempat praktek kami yang
telah mempercayai kami untuk praktek kerja ditempat tersebut.
Program
Kerja Lapangan (PKL) wajib diikuti oleh semua peserta didik SMK untuk berlatih
terjun ke lapangan kerja.
Alhamdulillah
pada kesempatan kali ini saya dapat melaksanakan tugas tersebut dengan lancar
dan tidak ada halangan dalam bentuk apapun. Saya menuliskan hasil kerja saya
selama terjun ke lapangan selama dua bulan
dan saya belajar banyak hal dalam praktek kali ini.
Saya
berterimakasih atas kerja sama dan bimbingan yang diberikan kepada kami siswa
praktek SMK Kesehatan Brawijaya Husada Durenan,tanpa bimbingan dan tuntunan
bapak ibu pegawai RSUD. dr.SOEDOMO kami tidak dapat menyelesaikan tugas dengan
sebaik mungkin.
Dalam
pengalaman kali ini kami dapat menerima banyak sekali ilmu dalam kemajuan
bidang kesehatan yang kami peroleh selama belajar dan praktek bekerja di RSUD. dr.SOEDOMO Trenggalek
Semoga
kerjasama dan kesempatan yang telah diberikan kepada kami dalam tugas praktek
ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kami semua. Untuk itu kami sampaikan
kepada bapak dan ibu yang berkerja sama
dengan kami,terimakasih yang tak terhingga.
Trenggalek, 2014
Femmyna A. F.
Daftar isi
1)
Lembar Sampul
2)
Lembar Pengesahan
3)
Kata
pengantar
4)
Daftar
isi
5)
BAB
1 PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
b.
Rumusan Masalah
c.
Tujuan
d.
Tempat Pelaksanaan
e.
Waktu Pelaksanaan
6)
BAB
2 ISI
a.
Pengertian
b.
Hormon yang berpengaruh dalam glukosa
c.
Jenis dan metode
d.
Glukosa darah normal
e.
Gejala reaksi insulin
f.
Tindakan pengukuran gula darah
7)
BAB
3 PENUTUP
a.
Kesimpulan
b.
Saran
8)
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN
PENDAHULUAN HEPATITIS
A.
DEFINISI
o
Hepatitis adalah
keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (FKAUI, 2006).
o
Hepatitis adalah
infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta
seluler yang khas (Wening Sari, 2008).
o
Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh
infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Corwn
Elizabeth J, 2001).
o
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokimia serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah teridentifikasi
secara pasti adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E mempunyai
cara penularan yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan hepatitis B, C dan D
mempunyai banyak karakteristik yang sama (Smeltzer Suzanne C 2002).
B. ETIOLOGI
Hepatitis Virus
1. Hepatitis A
Nama virusnya HAV/Hepatitis
infeksiosa dengan agen virus RNA untai tunggal dan disebabkan oleh virus RNA
dari famili enterovirus serta dapat terjadi pada usia anak-anak & dewasa
muda. Cara penularan fekal-oral, makanan, penularan melalui air, parenteral
(jarang), seksual (mungkin) dan penularan melalui darah. Masa inkubasi 15-45
hari, rata-rata 30 hari pada usia anak-anak dan dewasa muda. Resiko penularan
pada sanitasi buruk, daerah padat seperti rumah sakit, pengguna obat, hubungan
seksual dengan orang terinfeksi dan daerah endemis. Tanda dan gejala dapat
terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip flu.
Virus ini merupakan virus RNA
kecil berdiameter 27 nm yang dapat dideteksi didalam feses pada masa inkubasi
dan fase praikterik. Awalnya kadar antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam,
sehingga memudahkan untuk mendiagnosis secara tepat adanya suatu inveksi HAV.
Setelah masa akut antibodi IgG anti-HAV menjadi dominan dan bertahan seterusnya
hingga menunjukkan bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV di masa lampau
da memiliki imunitas sedangkan keadaan karier tidak pernah ditemukan.
Manifestasi kliniknya banyak
pasien tidak tampak ikterik dan tanpa gejala. Ketika gejalanya muncul bentuknya
berupa infeksi saluran nafas atas dan anoreksia yang terjadi akibat pelepasan
toksin oleh hati yang rusak atau akibat kegagalan sel hati yang rusak untuk
melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Gejala dispepsia dapat ditandai
dengan rasa nyeri epigastium,mual, nyeri ulu hati dan flatulensi. Semua gejala
akan hilang setelah fase ikterus.
2. Hepatitis B
Nama virusnya HBV/Hepatitis
serum dengan agen virus DNA berselubung ganda yang dapat terjadi pada semua
usia. Cara penularannya parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak
langsung, kontak seksual, oral-oral dan perinatal. Masa inkubasinya 50-180 hari
dengan rata-rata 60-90 hari. Resiko penularan pada aktivitas homoseksual,
pasangan seksual multipel, pengguna obat melalui suntikan IV, hemodialisis
kronis, pekerja layanan kesehatan, tranfusi darah dan bayi lahir dengan ibu
terinfeksi. Bisa terjadi tanpa gejala akan tetapi bisa timbul atralgia dan
ruam. Dapat juga mengalami penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen,
pegal-pegal menyeluruh, tidak enak badan dan lemah. Apabila ikterus akan
disertai dengan tinja berwarna cerah dan urin berwarna gelap. Hati penderita
akan terasa nyeri tekan dan membesar hingga panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa
membesar dan kelenjar limfe servikal posterior juga membesar.
Virus hepatitis B merupakan
virus DNA yang tersusun dari partikel HbcAg, HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini
mengadakan replikasi dalam hati dan tetap berada dalam serum selama periode
yang relatif lama sehingga memungkinkan penularan virus tersebut.
3. Hepatitis C
Nama virusnya RNA
HCV/sebelumnya NANBH dengan agen virus RNA untai tunggal yang dapat terjadi
pada semua usia. Cara penularan terutama melalui darah hubungan seksual dan
perinatal. Masa inkubasinya 15-160 hari dengan rata-rata 50 hari. Resiko
penularannya pada pengguna obat suntik, pasien hemodialisis, pekerja layanan
keehatan, hubungan seksual, resipien infeksi sebelum Juli 1992, resipien faktor
pembekuan sebelum tahun 1987 dan bayi yang lahir dari ibu terinfeksi.
HCV merupakan virus RNA rantai
tunggal, linear berdiameter 50-60 nm. Pemeriksaan imun enzim untuk mendeteksi
antibodi terhadap HCV banyak menghasilkan negatif-palsu sehingga digunakan pemeriksaan
rekombinan suplemental (recombinant assay, RIBA).
4. Hepatitis D
Nama virusnya RNA HDV/agen
delta atau HDV (delta) dengan agen virus RNA untai tunggal, dapat terjadi pada
semua usia. Cara penularan terutama darah tapi sebagian melalui hubungan
seksual dan parenteral. Masa inkubasinya 30-60 hari, 21-140 hari rata-rata 40
hari yang terjadi pada semua usia. Resiko penularan pada pengguna obat IV,
penderita hemovilia dan resipien konsentrat faktor pembekuan.
Hepatitis D terdapat pada
beberapa kasus hepatitis B. Karena memerlukan antigen permukaan hepatitis B
untuk replikasinya, maka hanya penderita hepatitis B yang beresiko
terkenahepatitis D. Antibodi anti-delta dengan adanya BBAg pada pemeriksaan
laboratorium memastikan diagnosis tersebut. Gejala hepatitis D serupa
hepatitis B kecuali pasiennya lebih cenderung untuk menderita hepatitis
fulminan dan berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati.
5. Hepatitis E
Nama virusnya RNA HEV/agen
penyebab utama untuk NANBH dengan agen virus RNA untai tunggal tak berkapsul.
Cara penularan fekal-oral dan melali air, bisa terjadi pada dewasa muda hingga
pertengahan. Masa inkubasinya 15-60 hari, rata-rata 40 hari. Resiko
penularannya pada air minum terkontaminasi dan wisatawan pada daerah endemis.
HEV merupakan suatu virus
rantai tunggal yang kecil berdiameterkurang lebih 32-34 nm dan tidak berkapsul.
HEV adalah jenis hepatitis non-A, non-B, pemeriksaan serologis untuk HEV
menggunakan pemeriksaan imun enzim yang dikodekan khusus.
Hepatitis Toksik
Mendapat riwayat pajanan atau
kontak dengan zat-zat kimia, obat atau preparat lain yang bersifat
hepatotoksik. Gejala yang dijumpai adalah anoreksia, mual dan muntah. Pemulihan
cepat apabila hepatotoksin dikenali dandihilangkan secara dini atau kontak
dengan penyebabnya terbatas. Terapi ditujukan pada tindakan untuk memulihkan
dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, penggantian darah,
memberikan rasa nyaman dan tindakan pendukung.
Hepatitis yang Ditimbulkan
oleh Obat
Setiap obat dapat mempengaruhi fungsi hati namun obat
yang paling berkaitan denagn cedera hati tidak terbatas pada obat anastesi tapi
mencakup obat-obat yang dipakai untuk mengobati penakit rematik seta
muskuloskletal, obat anti depresan,, psikotropik, antikonvulsan dan
antituberkulosis.
C. ANATOMI DAN
FISIOLOGI
1.
Anatomi
Hati merupakan sistem utama
yang terlibat dalam pengaturan fungsihati. Hati adalah salah satu organ tubuh
terbesar dalam tubuh, yang terletak dibagian teratas dalam rongga abdomen
disebelah kanan dibawah diafragma dan hati secara luas dilindungi oleh iga-iga,
berat hati rata-rata sekitar 1500 gr 2,5% dari berat tubuh pada orang deawa
normal, hati dibagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus kanan sekitar 3/4 hati, lobus
kiri 3/10 hati, sisanya 1/10 ditempati oleh ke 2 lobus caudatus dan quadatus.
Lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam
lobus itu sendiri dan membagi masa hati menjadi unit-unit yang kecil dan
unit-unit kecil itu disebut lobulus (Pearce, 2006).
Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri
hepatica dan vena porta. Arteri hepatica keluar dari aorta dan memberi 1/5
darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95–100% masuk ke hati akan
akhirnya keluar sebagai vena hepatica. Sedangkan vena porta terbentuk dari
lienalis dan vena mensentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke hati darah
ini mempunyai kejenuhan 70% darah ini membawa zat makanan kehati yang telah
diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Cabang vena porta arteri hepatica dan
saluran membentuk saluran porta (Syaifuddin, 2003).
Hati dibungkus oleh simpai
yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yang disebut
kapsul glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti
pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons
yang terdiri dari sel-sel yang disusun di dalam lempengan-lempengan atau plate
dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler. Di bagian tepi di antara
lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis
yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, duktus biliaris.
Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke
dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Canaliculi akan mengeluarkan isinya
ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, air keluar
dari saluran empedu menuju kandung empedu (FKUI, 2006).
2. Fisiologi
Hati mempunyai fungsi yang
sangat beraneka ragam, sirkulasi vena porta yang menyuplai 75% dari suplai
asinus memang peranan penting dalam fisiologis hati, mengalirkan darah yang
kaya akan nutrisi dari traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah
tersebut masuk dalam hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen.
Vena porta yang terbentuk dari vena linealis dan vena mesenterika superior,
mengantarkan 4/5 darahnya kehati darah ini mempunyai kejenuhan oksigen hanya
70% sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limpa dan usus. Darah ini membawa
kepada hati zat makanan yang telah di absorbsi oleh mukosa usus halus. Vena
hepatika mengembalikan darah dari hati ke vena kava inferior. Terdapat empat
pembuluh darah utama yang menjelajahi keseluruh hati, dua yang masuk yaitu
arteri hepatika dan venaporta, dan dua yang keluar yaitu vena hepatika dan
saluran empedu.
Sinusoia mengosongkan isinya
kedalam venulel yang berada pada bagian tengah masing-masing lobulus hepatik
dan dinamakan vena sentralis, vena sentralis bersatu membentuk vena hepatika
yang merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya kedalam vena
kava inferior didekat diafragma jadi terdapat dua sumber yang mengalirkan darah
masuk kedalam hati dan hanya terdapat satu lintasan keluar (FKUI, 2006).
Selain merupakan organ
parenkim yang berukuran terbesar, hati juga sangat penting untuk mempertahankan
hidup dan berperan pada setiap metabolik tubuh. Adapun fungsi hati menurut
(Pearce, 2006) sebagai berikut:
1.
Fungsi vaskuler untuk menyimpan dan filtrasi darah. Aliran darah melalui hati sekitar 1100
ml darah mengalir dari vena porta kesinosoid hati tiap menit, dan tambahan
sekitar 350 ml lagi mengalir kesinosoid dari arteri hepatica, dengan total
rata-rata 1450 ml/menit.
2.
Fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar
sistem metabolisme tubuh. Hepar
melakukan fungsi spesifik dalam metabolisme karbohidat, mengubah galaktosa dan
fruktosa menjadi glukosa, glukoneogenesis membentuk banyak senyawa kimia
penting dan hasil perantara metabolisme karbohidrat serta menyimpan glikogen.
3.
Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk
empedu yang mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan.
4.
Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
5.
Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan
koagulasi darah.
6.
Tempat menyimpan beberapa vitamin (vitamin A, D, E, K),
mineral (termasuk zat besi).
7.
Mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol.
8.
Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna
makanan dan menyerap zat gizi penting.
9.
Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun
(detoksikasi) serta memetabolisme alkohol.
10.
Membantu menghambat infeksi.
D. PATOFISIOLOGI
DAN PATHWAY
Patofisiologi
Inflamasi yang
menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada
hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,
sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar
klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada
hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri
di ulu hati.
Timbulnya ikterus
karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum
mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi
kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya
billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu
belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena
itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air,
maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin
urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan
gatal-gatal pada ikterus.
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis
hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari:
1.
Masa tunas
Virus
A
:15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus
B
:40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2.
Fase Pre Ikterik
Keluhan
umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar
2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut
kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di
pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan
meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri
persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3.
Fase Ikterik
Urine
berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada
minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang
disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan
selama 1-2 minggu.
4. Fase penyembuhan
Dimulai
saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
lemas dan lekas capai.
F. KOMPLIKASI
Hepatitis fulminan ditandai dengan gejala dan tanda gagal hati akut,
penciutan hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat,pemanjangan waktu
protrombin dan koma hepatikum. Prognosis adalah kematian pada 60-80% pasien.
Komplikasi tersering adalah perjalanan klinis yang lebih lama hngga berkisar
dari 2-8 bulan. Sekitar 5-10% paasien heatitis virus mengalami kekambuhan
setelah sembuh dari serangan awal.
Sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronis aktif
bila terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (piece meal) dan terjadi
sirosis. Terapi kortikosteroid dapat memperlambat perluasan cidera hati namun
prognosisnya tetap buruk. Komplikasi lanjut hepatitis yang bermakna adalah
berkembangnya karsinoma heatoseluler sekunder.
Komplikasi hepatitis
menurut FKUI (2006) adalah:
1. Ensefalopati
hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia
serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.
2. Kerusakan jaringan
paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih
banyak ditemukan pada alkoholik.
3. Komplikasi yang
sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati akan diganti oleh
jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras jaringan parut
yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.
G. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) urobilirubin direk
2) bilirubun serum
total
3) bilirubin urine
4) urobilinogen urine
5) urobilinogen feses
b. Pemeriksaan
protein
1) protein totel
serum
2) albumin serum
3) globulin serum
4) HbsAG
c. Waktu protombin
1) respon waktu
protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum
transferase dan transaminase
1) AST atau SGOT
2) ALT atau SGPT
3) LDH
4) Amonia serum
2. Radiologi
a. foto rontgen
abdomen
b. pemindahan hati
dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
c. kolestogram dan
kalangiogram
d. arteriografi
pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
a. Laparoskopi
b.
biopsi hati
Laporan Pendahuluan Hepatitis
H. PENATALAKSANAAN
1.
MEDIS
a. Pencegahan
1) Hepatitis virus B.
penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor darah
karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
2) pemberian
imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang baik.
Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
b. Obat-obatan terpilih
1) Kortikosteroid.
Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan.
2) Antibiotik,
misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3) Lactose 3 x
(30-50) ml peroral.
4) Vitamin K dengan
kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.
5) Roboransia.
6) Glukonal kalsikus
10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
7) Sulfas magnesikus
15 gr dalam 400 ml air.
8) Infus glukosa 10%
2 lt / hr.
c. Istirahat, pada
periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
d. ika penderita
enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan infus
glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup
e. Bila penderita dalam keadaan
prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang mengubah susunan feora usus,
isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat
diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph
feces berubah menjadi asam.
2.
KEPERAWATAN
a. Tirah baring dan selanjutnya
aktivitas pasien dibatasi sampai gejala pembesaran hati kenaikan bilirubin
kembali normal.
b. Nutrisi yang adekuat
c. Pertimbangan psikososial
akibat pengisolasian dan pemisahan dari keluarga sehingga diperlukan
perencanaan khusus untuk meminimalkan perubahan dalam persepsi sensori.
d. Pengendalian dan pencegahan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
Data
dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1. Aktivitas
a. Kelemahan
b. Kelelahan
c. Malaise
2. Sirkulasi
a. Bradikardi (
hiperbilirubin berat )
b. Ikterik pada
sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
a. Urine gelap
b. Diare feses warna
tanah liat
4. Makanan dan Cairan
a. Anoreksia
b. Berat badan
menurun
c. Mual dan muntah
d. Peningkatan oedema
e. Asites
5. Neurosensori
a. Peka terhadap
rangsang
b. Cenderung tidur
c. Letargi
d. Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
a. Kram abdomen
b. Nyeri tekan pada
kuadran kanan
c. Mialgia
d. Atralgia
e. Sakit kepala
f. Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
a. Demam
b. Urtikaria
c. Lesi makulopopuler
d. Eritema
e. Splenomegali
f. Pembesaran nodus
servikal posterior
8. Seksualitas
a.
Pola hidup /
perilaku meningkat resiko terpajan
Laporan Pendahuluan
Hepatitis
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan menyeluruh.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor
biologi.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interna ; perubahan kondisi
metabolik, perubahan sirkulasi.
4. Cemas berhubungan dengan perubahan peran dalam lingkungan sosial
Kata pengantar
Kami mengucapkan terimakasih kepada TUHAN Yang Maha Esa karena rahmatNYA kami siswa Praktek Kerja Lapangan dapat menyelesaikan tugas selama dua bulan tanpa adanya halangan apapun.
Tak lupa kami berterimakasih kepada sekolah tercinta kami yang telah mendidik kami sampai seperti ini. Kami juga berterimakasih kepada tempat praktek kami yang telah mempercayai kami untuk praktek kerja ditempat tersebut.
Program Kerja Lapangan (PKL) wajib diikuti oleh semua peserta didik SMK untuk berlatih terjun ke lapangan kerja.
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya dapat melaksanakan tugas tersebut dengan lancar dan tidak ada halangan dalam bentuk apapun. Saya menuliskan hasil kerja saya selama terjun ke lapangan selama dua bulan dan saya belajar banyak hal dalam praktek kali ini.
Saya berterimakasih atas kerja sama dan bimbingan yang diberikan kepada kami siswa praktek SMK Kesehatan Brawijaya Husada Durenan,tanpa bimbingan dan tuntunan bapak ibu pegawai RSUD. dr.SOEDOMO kami tidak dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin.
Dalam pengalaman kali ini kami dapat menerima banyak sekali ilmu dalam kemajuan bidang kesehatan yang kami peroleh selama belajar dan praktek bekerja di RSUD. dr.SOEDOMO Trenggalek
Semoga kerjasama dan kesempatan yang telah diberikan kepada kami dalam tugas praktek ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kami semua. Untuk itu kami sampaikan kepada bapak dan ibu yang berkerja sama dengan kami,terimakasih yang tak terhingga.
Trenggalek, 2014
Femmyna A. F.
Daftar isi
1) Lembar Sampul
2) Lembar Pengesahan
3) Kata pengantar
4) Daftar isi
5) BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Tempat Pelaksanaan
e. Waktu Pelaksanaan
6) BAB 2 ISI
a. Pengertian
b. Hormon yang berpengaruh dalam glukosa
c. Jenis dan metode
d. Glukosa darah normal
e. Gejala reaksi insulin
f. Tindakan pengukuran gula darah
7) BAB 3 PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
8) DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
A. DEFINISI
o Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006).
o Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Wening Sari, 2008).
o Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Corwn Elizabeth J, 2001).
o Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah teridentifikasi secara pasti adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan hepatitis B, C dan D mempunyai banyak karakteristik yang sama (Smeltzer Suzanne C 2002).
B. ETIOLOGI
Hepatitis Virus
1. Hepatitis A
Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA untai tunggal dan disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus serta dapat terjadi pada usia anak-anak & dewasa muda. Cara penularan fekal-oral, makanan, penularan melalui air, parenteral (jarang), seksual (mungkin) dan penularan melalui darah. Masa inkubasi 15-45 hari, rata-rata 30 hari pada usia anak-anak dan dewasa muda. Resiko penularan pada sanitasi buruk, daerah padat seperti rumah sakit, pengguna obat, hubungan seksual dengan orang terinfeksi dan daerah endemis. Tanda dan gejala dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip flu.
Virus ini merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang dapat dideteksi didalam feses pada masa inkubasi dan fase praikterik. Awalnya kadar antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam, sehingga memudahkan untuk mendiagnosis secara tepat adanya suatu inveksi HAV. Setelah masa akut antibodi IgG anti-HAV menjadi dominan dan bertahan seterusnya hingga menunjukkan bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV di masa lampau da memiliki imunitas sedangkan keadaan karier tidak pernah ditemukan.
Manifestasi kliniknya banyak pasien tidak tampak ikterik dan tanpa gejala. Ketika gejalanya muncul bentuknya berupa infeksi saluran nafas atas dan anoreksia yang terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak atau akibat kegagalan sel hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Gejala dispepsia dapat ditandai dengan rasa nyeri epigastium,mual, nyeri ulu hati dan flatulensi. Semua gejala akan hilang setelah fase ikterus.
2. Hepatitis B
Nama virusnya HBV/Hepatitis serum dengan agen virus DNA berselubung ganda yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularannya parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak langsung, kontak seksual, oral-oral dan perinatal. Masa inkubasinya 50-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari. Resiko penularan pada aktivitas homoseksual, pasangan seksual multipel, pengguna obat melalui suntikan IV, hemodialisis kronis, pekerja layanan kesehatan, tranfusi darah dan bayi lahir dengan ibu terinfeksi. Bisa terjadi tanpa gejala akan tetapi bisa timbul atralgia dan ruam. Dapat juga mengalami penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal menyeluruh, tidak enak badan dan lemah. Apabila ikterus akan disertai dengan tinja berwarna cerah dan urin berwarna gelap. Hati penderita akan terasa nyeri tekan dan membesar hingga panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa membesar dan kelenjar limfe servikal posterior juga membesar.
Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel HbcAg, HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi dalam hati dan tetap berada dalam serum selama periode yang relatif lama sehingga memungkinkan penularan virus tersebut.
3. Hepatitis C
Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan agen virus RNA untai tunggal yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama melalui darah hubungan seksual dan perinatal. Masa inkubasinya 15-160 hari dengan rata-rata 50 hari. Resiko penularannya pada pengguna obat suntik, pasien hemodialisis, pekerja layanan keehatan, hubungan seksual, resipien infeksi sebelum Juli 1992, resipien faktor pembekuan sebelum tahun 1987 dan bayi yang lahir dari ibu terinfeksi.
HCV merupakan virus RNA rantai tunggal, linear berdiameter 50-60 nm. Pemeriksaan imun enzim untuk mendeteksi antibodi terhadap HCV banyak menghasilkan negatif-palsu sehingga digunakan pemeriksaan rekombinan suplemental (recombinant assay, RIBA).
4. Hepatitis D
Nama virusnya RNA HDV/agen delta atau HDV (delta) dengan agen virus RNA untai tunggal, dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama darah tapi sebagian melalui hubungan seksual dan parenteral. Masa inkubasinya 30-60 hari, 21-140 hari rata-rata 40 hari yang terjadi pada semua usia. Resiko penularan pada pengguna obat IV, penderita hemovilia dan resipien konsentrat faktor pembekuan.
Hepatitis D terdapat pada beberapa kasus hepatitis B. Karena memerlukan antigen permukaan hepatitis B untuk replikasinya, maka hanya penderita hepatitis B yang beresiko terkenahepatitis D. Antibodi anti-delta dengan adanya BBAg pada pemeriksaan laboratorium memastikan diagnosis tersebut. Gejala hepatitis D serupa hepatitis B kecuali pasiennya lebih cenderung untuk menderita hepatitis fulminan dan berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati.
5. Hepatitis E
Nama virusnya RNA HEV/agen penyebab utama untuk NANBH dengan agen virus RNA untai tunggal tak berkapsul. Cara penularan fekal-oral dan melali air, bisa terjadi pada dewasa muda hingga pertengahan. Masa inkubasinya 15-60 hari, rata-rata 40 hari. Resiko penularannya pada air minum terkontaminasi dan wisatawan pada daerah endemis.
HEV merupakan suatu virus rantai tunggal yang kecil berdiameterkurang lebih 32-34 nm dan tidak berkapsul. HEV adalah jenis hepatitis non-A, non-B, pemeriksaan serologis untuk HEV menggunakan pemeriksaan imun enzim yang dikodekan khusus.
Hepatitis Toksik
Mendapat riwayat pajanan atau kontak dengan zat-zat kimia, obat atau preparat lain yang bersifat hepatotoksik. Gejala yang dijumpai adalah anoreksia, mual dan muntah. Pemulihan cepat apabila hepatotoksin dikenali dandihilangkan secara dini atau kontak dengan penyebabnya terbatas. Terapi ditujukan pada tindakan untuk memulihkan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, penggantian darah, memberikan rasa nyaman dan tindakan pendukung.
Hepatitis yang Ditimbulkan oleh Obat
Setiap obat dapat mempengaruhi fungsi hati namun obat yang paling berkaitan denagn cedera hati tidak terbatas pada obat anastesi tapi mencakup obat-obat yang dipakai untuk mengobati penakit rematik seta muskuloskletal, obat anti depresan,, psikotropik, antikonvulsan dan antituberkulosis.
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. Anatomi
Hati merupakan sistem utama yang terlibat dalam pengaturan fungsihati. Hati adalah salah satu organ tubuh terbesar dalam tubuh, yang terletak dibagian teratas dalam rongga abdomen disebelah kanan dibawah diafragma dan hati secara luas dilindungi oleh iga-iga, berat hati rata-rata sekitar 1500 gr 2,5% dari berat tubuh pada orang deawa normal, hati dibagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus kanan sekitar 3/4 hati, lobus kiri 3/10 hati, sisanya 1/10 ditempati oleh ke 2 lobus caudatus dan quadatus. Lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan membagi masa hati menjadi unit-unit yang kecil dan unit-unit kecil itu disebut lobulus (Pearce, 2006).
Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan vena porta. Arteri hepatica keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95–100% masuk ke hati akan akhirnya keluar sebagai vena hepatica. Sedangkan vena porta terbentuk dari lienalis dan vena mensentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke hati darah ini mempunyai kejenuhan 70% darah ini membawa zat makanan kehati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Cabang vena porta arteri hepatica dan saluran membentuk saluran porta (Syaifuddin, 2003).
Hati dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yang disebut kapsul glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yang terdiri dari sel-sel yang disusun di dalam lempengan-lempengan atau plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler. Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, duktus biliaris. Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu (FKUI, 2006).
2. Fisiologi
Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam, sirkulasi vena porta yang menyuplai 75% dari suplai asinus memang peranan penting dalam fisiologis hati, mengalirkan darah yang kaya akan nutrisi dari traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk dalam hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Vena porta yang terbentuk dari vena linealis dan vena mesenterika superior, mengantarkan 4/5 darahnya kehati darah ini mempunyai kejenuhan oksigen hanya 70% sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limpa dan usus. Darah ini membawa kepada hati zat makanan yang telah di absorbsi oleh mukosa usus halus. Vena hepatika mengembalikan darah dari hati ke vena kava inferior. Terdapat empat pembuluh darah utama yang menjelajahi keseluruh hati, dua yang masuk yaitu arteri hepatika dan venaporta, dan dua yang keluar yaitu vena hepatika dan saluran empedu.
Sinusoia mengosongkan isinya kedalam venulel yang berada pada bagian tengah masing-masing lobulus hepatik dan dinamakan vena sentralis, vena sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya kedalam vena kava inferior didekat diafragma jadi terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya terdapat satu lintasan keluar (FKUI, 2006).
Selain merupakan organ parenkim yang berukuran terbesar, hati juga sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada setiap metabolik tubuh. Adapun fungsi hati menurut (Pearce, 2006) sebagai berikut:
1. Fungsi vaskuler untuk menyimpan dan filtrasi darah. Aliran darah melalui hati sekitar 1100 ml darah mengalir dari vena porta kesinosoid hati tiap menit, dan tambahan sekitar 350 ml lagi mengalir kesinosoid dari arteri hepatica, dengan total rata-rata 1450 ml/menit.
2. Fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar sistem metabolisme tubuh. Hepar melakukan fungsi spesifik dalam metabolisme karbohidat, mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa, glukoneogenesis membentuk banyak senyawa kimia penting dan hasil perantara metabolisme karbohidrat serta menyimpan glikogen.
3. Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu yang mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan.
4. Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
5. Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah.
6. Tempat menyimpan beberapa vitamin (vitamin A, D, E, K), mineral (termasuk zat besi).
7. Mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol.
8. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting.
9. Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun (detoksikasi) serta memetabolisme alkohol.
10. Membantu menghambat infeksi.
D. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari:
1. Masa tunas
Virus A :15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B :40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
F. KOMPLIKASI
Hepatitis fulminan ditandai dengan gejala dan tanda gagal hati akut, penciutan hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat,pemanjangan waktu protrombin dan koma hepatikum. Prognosis adalah kematian pada 60-80% pasien. Komplikasi tersering adalah perjalanan klinis yang lebih lama hngga berkisar dari 2-8 bulan. Sekitar 5-10% paasien heatitis virus mengalami kekambuhan setelah sembuh dari serangan awal.
Sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronis aktif bila terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (piece meal) dan terjadi sirosis. Terapi kortikosteroid dapat memperlambat perluasan cidera hati namun prognosisnya tetap buruk. Komplikasi lanjut hepatitis yang bermakna adalah berkembangnya karsinoma heatoseluler sekunder.
Komplikasi hepatitis menurut FKUI (2006) adalah:
1. Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.
2. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
3. Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati akan diganti oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) urobilirubin direk
2) bilirubun serum total
3) bilirubin urine
4) urobilinogen urine
5) urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
1) protein totel serum
2) albumin serum
3) globulin serum
4) HbsAG
c. Waktu protombin
1) respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
1) AST atau SGOT
2) ALT atau SGPT
3) LDH
4) Amonia serum
2. Radiologi
a. foto rontgen abdomen
b. pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
c. kolestogram dan kalangiogram
d. arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
a. Laparoskopi
b. biopsi hati
Laporan Pendahuluan Hepatitis
H. PENATALAKSANAAN
1. MEDIS
a. Pencegahan
1) Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
2) pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
b. Obat-obatan terpilih
1) Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan.
2) Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3) Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
4) Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.
5) Roboransia.
6) Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
7) Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
8) Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
c. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
d. ika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup
e. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.
2. KEPERAWATAN
a. Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai gejala pembesaran hati kenaikan bilirubin kembali normal.
b. Nutrisi yang adekuat
c. Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan dari keluarga sehingga diperlukan perencanaan khusus untuk meminimalkan perubahan dalam persepsi sensori.
d. Pengendalian dan pencegahan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1. Aktivitas
a. Kelemahan
b. Kelelahan
c. Malaise
2. Sirkulasi
a. Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
b. Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
a. Urine gelap
b. Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
a. Anoreksia
b. Berat badan menurun
c. Mual dan muntah
d. Peningkatan oedema
e. Asites
5. Neurosensori
a. Peka terhadap rangsang
b. Cenderung tidur
c. Letargi
d. Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
a. Kram abdomen
b. Nyeri tekan pada kuadran kanan
c. Mialgia
d. Atralgia
e. Sakit kepala
f. Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
a. Demam
b. Urtikaria
c. Lesi makulopopuler
d. Eritema
e. Splenomegali
f. Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
a. Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
Laporan Pendahuluan Hepatitis
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan menyeluruh.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interna ; perubahan kondisi metabolik, perubahan sirkulasi.
4. Cemas berhubungan dengan perubahan peran dalam lingkungan sosial
NO
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
1.
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan menyeluruh.
NOC :
Emergency conservation
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil ;
- Berpartisipasi
dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
- Mampu melakukan
aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
NIC :
Energy
Management
- Observasi adanya
pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
- Dorong untuk
mengngkapkan perasaan terhadap keterbatasan
- Kaji adanya
faktor yang menyebabkan kelalahan
- Monitor nutrisi
dan sumber energi yang adekuat
- Monitor pasien
akan adanya kelelahan fisik da emosi secara berlebihan
- Monitor respon
kardiovaskuler terhadap aktivitas
- Monitor pola
tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
- Bantu klien
untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
- Bantu untuk
memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan keampuan fisik, psikologi dan
sosial
- Bantu untuk
mendapatkan alat bantu aktivitas
- Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas yang disukai
- Bantu klien
untuk membuat jadwal layihan di waktu luang
- Bantu
keluarga/pasien untuk mengidentivikasi kekurangan dalam beraktifitas
- Sediakan
penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
- Bantu pasien
untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
- Monitor respon
fisik,emosi, sosial dan spiritual
2.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam
memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
NOC :
Nutritional Status ; food and fluid
intake
Kriteria Hasil :
- Adanya
penngkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badan
ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada
tanda-tanda malnutrisi
- Tidak terjadi
penurunan berat badan yang berarti
NIC :
Nutrition
Management
-
Kaji adanya
alergi makanan
- Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yangdibutuhkan
pasien
- Anjurkan pasien
untuk meningkatkan intake Fe
- Anjurkan pasien
untuk meningkatkan protein da vitamin C
- Berikan
substansi gula
- Yakinkan diet
yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan
yang terpilih
- Ajarkan pasien
bagaimana membuat catatan makaan harian
- Monitor
julahnutrisi dan kandungan kalori
- Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuanpasien
untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition
Monitoring
- BB pasien dalam
batas normal
- Monitor adanya
penurunan beratbadan
- Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Monitor
lingkungan selama makan
- Jadwalkan
pengobatan datindakan tidak selama jam makan
- Monitor kulit
kering dan perubahan pigmentasi
- Monitor turgor
kulit
- Monitor
kekeringan, rambut kusam dan mudah patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar
albumin, total protein, Hb dan kadar Ht
- Montor makanan
esukaan
- Monitor
pertumbuhan dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor kalori
dan intake nutrisi
- Catat adanya
edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral
- Catat jika lidah
berwarna magenta, scarlet
3.
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan interna ; perubahan kondisi metabolik,
perubahan sirkulasi.
NOC : Tissue Integrity ; Skin and
Mucous Membranes
- Integritas kulit
yang baik bias dipertahankan 9sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi,
pigmentsi)
- Tidak ada
luka/lesi pada kulit
- Perfusi jaringan
baik
- Menunjukkan
pemahaman dalam proses perbaikan kulit danmencegah terjadinya cedera berulang
- Mampu melindungi
klit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
NIC : Pressure
Management
- Anjrkan pasien
untuk menggunakan pakaian yang longgar
- Hindari kerutan
pada tempat tidur
- Jaga kebersihan
kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi
pasien (ubah poasisi pasien) setiap 2 jam sekali
- Monitor kulit
akan adanya kemerahan
- Oleskan lotion
atau minyak pada daerah yang tertekan
- Monitor
aktivitas dan mobilisasi pasien
- Monitor status
nutrisi pasien
- Anjurkan pasien
mandi dengan sabun dan air hangat
4.
Cemas
berhubungan dengan perubahan peran dalam lingkungan sosial
NOC ;
Anciety control
Coping
Impulse control
Kriteria Hasil :
- Klien mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Mengientifikasi,
mengungkapkan dan menjukkan teknik untuk mengontrol kecemasan
- Vital sign dalam
batas normal
- Postur tubuh,
ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan
NIC :
Anxiety
Reduction
- Gunakan
pendekatan yang menyenangkan
- Nyatakan dengan
jelas harapan terhadap perilaku pasien
- Jelaskan semua
prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
- Pahami
perspektif faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
- Lakukan
back/neck rub
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Identifikasi
tingkat kecemasan
- Dorong pasien
untuk mengungkapkanperasaan, ketakutan persepsi
- Insruksikanpasien
menggunakan teknik relaksasi
- Berikan obat
untuk mengurangi kecemasan
NO |
Diagnosa Keperawatan |
Tujuan dan Kriteria Hasil |
Intervensi |
1. |
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan menyeluruh. |
NOC :Emergency conservationSelf Care : ADLsKriteria Hasil ;- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri |
NIC :Energy Management- Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas- Dorong untuk mengngkapkan perasaan terhadap keterbatasan- Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelalahan- Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat- Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik da emosi secara berlebihan- Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas- Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasienActivity Therapy- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan- Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan keampuan fisik, psikologi dan sosial- Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktivitas- Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai- Bantu klien untuk membuat jadwal layihan di waktu luang- Bantu keluarga/pasien untuk mengidentivikasi kekurangan dalam beraktifitas- Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas- Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan- Monitor respon fisik,emosi, sosial dan spiritual |
2. |
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi. |
NOC :Nutritional Status ; food and fluid intakeKriteria Hasil :- Adanya penngkatan berat badan sesuai dengan tujuan- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti |
NIC :Nutrition Management- Kaji adanya alergi makanan- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yangdibutuhkan pasien- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein da vitamin C- Berikan substansi gula- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi- Berikan makanan yang terpilih- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makaan harian- Monitor julahnutrisi dan kandungan kalori- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi- Kaji kemampuanpasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkanNutrition Monitoring- BB pasien dalam batas normal- Monitor adanya penurunan beratbadan- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan- Monitor lingkungan selama makan- Jadwalkan pengobatan datindakan tidak selama jam makan- Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi- Monitor turgor kulit- Monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah- Monitor mual dan muntah- Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht- Montor makanan esukaan- Monitor pertumbuhan dan perkembangan- Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva- Monitor kalori dan intake nutrisi- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral- Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet |
3. |
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interna ; perubahan kondisi metabolik, perubahan sirkulasi. |
NOC : Tissue Integrity ; Skin and Mucous Membranes- Integritas kulit yang baik bias dipertahankan 9sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentsi)- Tidak ada luka/lesi pada kulit- Perfusi jaringan baik- Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit danmencegah terjadinya cedera berulang- Mampu melindungi klit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami |
NIC : Pressure Management- Anjrkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar- Hindari kerutan pada tempat tidur- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering- Mobilisasi pasien (ubah poasisi pasien) setiap 2 jam sekali- Monitor kulit akan adanya kemerahan- Oleskan lotion atau minyak pada daerah yang tertekan- Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien- Monitor status nutrisi pasien- Anjurkan pasien mandi dengan sabun dan air hangat |
4. |
Cemas berhubungan dengan perubahan peran dalam lingkungan sosial |
NOC ;Anciety controlCopingImpulse controlKriteria Hasil :- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas- Mengientifikasi, mengungkapkan dan menjukkan teknik untuk mengontrol kecemasan- Vital sign dalam batas normal- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan |
NIC :Anxiety Reduction- Gunakan pendekatan yang menyenangkan- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur- Pahami perspektif faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis- Lakukan back/neck rub- Dengarkan dengan penuh perhatian- Identifikasi tingkat kecemasan- Dorong pasien untuk mengungkapkanperasaan, ketakutan persepsi- Insruksikanpasien menggunakan teknik relaksasi- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan |
Komentar
Posting Komentar